Sabtu

Gus Dur Lebih Penting Mempertahankan Prinsip Dari Pada Jabatan

Perspektif Online
08 January 2010

oleh Didiet Adiputro
Gus Dur Lebih Penting Mempertahankan Prinsip Dari Pada Jabatan
Oleh: Didiet Adiputro
Masyarakat Indonesia nampaknya baru bisa mengakui bahwa Gus Dur adalah salah satu Presiden terbesar yang dipunyai Indonesia. Bukan karena fisiknya yang gagah,atau komentarnya yang sering dianggap kontroversial. Tapi lebih dari itu, yaitu warisannya untuk bangsa ini yang membuat demokrasi dan pluralisme tetap tegak sebagai penyangga eksistensi NKRI. Apalagi Presiden SBY dalam pidatonya mengakui bahwa Presiden Abdurrahman Wahid adalah bapak Pluralisme Indonesia. Tentunya ini menandakan bahwa pemikiran Gus Dur ternyata berdampak “sistemik” sehingga bisa kita rasakan hingga saat ini.
Apa yang diihasilkan Gus Dur seperti demilitersasi , demokrasi, terutama pluralisme yang disebut-sebut sebagai persembahan Indonesia untuk dunia, adalah buah perjuangan Gus Dur selama hidupnya. Hasil inilah yang kemudian diteruskan oleh para penerusnya seperti Megawati dan SBY. “Karena yang paling diakui oleh dunia adalah pluralisme Indonesia”, ujar Wimar Witoelar yang menjadi salah satu pembicara dalam diskusi “Mengenang Gus Dur: Pemikirannya Tentang Pluralisme dan Kedaerahan” di gedung DPD (Jumat, 8 Januari 10) bersama Ferry Tinggogoy (Anggota DPD RI) , Isbodroini Soejanto (Dosen FISIP UI) dan Wahyu Muryadi (Mantan Kepala Staf Protokol Kepresidenan)
Kalau bicara mengenai kenangan tentang Gus Dur, mungkin tidak akan cukup berhari-hari diskusi untuk membahasnya . Salah satunya Gus Dur dikenal sebagai orang yang selalu rileks dalam menghadapi masalah seberat apapun, bahkan di tengah s ituasi panas menjelang kelengserannya . Menurut Wimar hal ini dikarenakan Gus Dur menganggap mempertahankan prinsip itu jauh lebih penting dari pada mempertahankan jabatan. Hal ini bisa dilihat ketika Presiden Wahid berusaha sekuat tenaga untuk menahan orang-orang daerah untuk dating ke Jakarta. “Buktinya tidak ada prinsip yang dikorbankan sampai beliau lengser”, ujar mantan juru bicara kepresidenan ini.]]>

Gus Dur adalah sebuah berkah dan kebanggaan bagi Indonesia, kehilangan sosoknya bukan hanya dirasakan oleh masyarakat Indonesia, tapi juga dunia. Sudah cukup kita bersedih atas kepergiannya, sekarang tinggal kita teruskan apa yang dicita-citakannya. Karena demokrasi dan pluralisme harus teap hidup dan tumbuh di bumi pertiwi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar